Sudah tidak diragukan lagi bahwa Indonesia adalah salah satu negara
dengan pecinta anime terbanyak. Karena permintaan yang banyak inilah
beberapa televisi lokal memutuskan untuk menayangkan anime agar dapat
kita saksikan. Namun, apakah kamu tahu bahwa mulai bulan April, selain sensor kebaya, KPI berencana memberlakukan aturan baru yang melarang semua televisi lokal untuk menayangkan anime? Berikut ulasannya!
Nama Komisi Penyiaran Nasional (KPI) sudah tidak asing jika menjadi
bahan kontroversi bagi kalangan pecinta anime Indonesia, mulai dari
mensensor beberapa adegan yang menurut mereka tidak layak disaksikan
hingga menolak untuk menayangkan beberapa anime yang sudah populer di
Jepang. Dalam hal ini perbedaan adat antara Jepang dan Indonesia adalah
faktor paling penting yang membuat para pecinta anime di Indonesia
menganggap KPI terlalu berlebihan dalam melakukan tugas mereka. Bagi
orang yang terbiasa menyaksikan anime, ada beberapa hal yang seringkali
mereka saksikan dalam anime favorit mereka, sehingga bagi mereka hal
tersebut akan terlihat wajar, walaupun sebenarnya hal tersebut kurang
pantas bagi orang Indonesia.
Hal lain yang menjadi masalah bagi para pecinta anime di negeri ini
adalah kurangnya anime yang dapat mereka tonton di televisi lokal.
Seiring dengan berkembangnya zaman, anime yang dapat disaksikan juga
semakin bertambah banyak, namun, mengapa KPI tidak menambah pilihan
anime yang dapat disaksikan? Alasannya adalah karena mahalnya biaya yang
dibutuhkan untuk mendapatkan lisensi anime tersebut di televisi lokal.
Tidak heran jika mereka hanya membeli lisensi untuk beberapa anime yang
sudah pasti akan disukai oleh banyak orang seperti
Dragonball, Naruto atau
Doraemon. KPI sudah pasti tidak akan mengeluarkan jutaan rupiah hanya untuk membeli lisensi anime dengan penonton yang tidak seberapa.
Perbedaan adat serta mahalnya biaya lisensi itulah yang menjadi
alasan bagi KPI untuk menarik semua lisensi anime dari televisi lokal.
Peraturan yang berlaku mulai bulan April ini akan menghapus semua anime
dari televisi lokal dan hanya akan mulai menyajikan tayangan lain dengan
penonton yang sudah pasti jauh lebih banyak. Walaupun pecinta anime di
Indonesia dapat dibilang tidak sedikit, jumlah tersebut masih menjadi
minoritas jika dibandingkan dengan grup lain seperti penikmat drama
korea dan acara musik. Kekurangan jumlah penonton yang dirasakan oleh
KPI akibat tidak adanya anime dalam televisi lokal tidak akan menjadi
suatu hal yang signifikan sehingga kekurangan tersebut masih dapat
mereka tutupi. Dengan menghilangnya semua anime tersebut, harapan KPI
adalah agar generasi muda Indonesia di masa depan dapat lebih mencintai
kreasi serta tradisi negeri sendiri.
Perdebatan antara pecinta anime di Indonesia dengan KPI sudah pasti
akan terjadi setelah secara resmi semua anime mulai dihapus dari
televisi lokal dan kelihatannya tidak ada yang bisa dilakukan agar
membuat KPI menghapus aturan baru yang telah mereka buat. Apakah kamu
setuju dengan peraturan baru yang dibuat oleh KPI? Apakah menurutmu
anime seharusnya tetap tayang di televisi lokal atau tidak? Berikan
pendapat kalian di kolom komentar yah!
0 komentar:
Posting Komentar