Gundala Putra Petir adalah superhero Indonesia yang pantas untuk bergabung dalam New Avengers. Berikut adalah lima tanda yang mengarah ke sana.
Avengers: Age of Ultron kemarin menghadirkan 12 tokoh (superhero dan supervillain): Iron Man, Captain America, Thor, Hulk, Black Widow, Hawkeye, War Machine, Falcon, Scarlet Witch, Quicksilver, Vision, dan sang penjahat utama, Ultron. Jumlah ini tentu saja sudah terlalu banyak. Padahal saya belum menghitung tokoh-tokoh pendukung, seperti Nick Fury, Maria Hill, Dr. Halen Cho, Heimdall, Agent Carter, dan keluarga Hawkeye.
Tampaknya Marvel memang berniat untuk menghadirkan lebih banyak superhero lagi di film-film mereka berikutnya. Di
Sequel kedua Avengers (Avengers 3) yang berjudul Avengers: Infinity War, akan dibagi atas dua film. Jilid pertama rencana tayang pada 4 Mei 2018, dan jilid kedua rencana tayang 3 Mei 2019.
Bisa dipastikan Spider-Man akan bergabung sebagai New Avengers, mengingat baru-baru ini telah ditandatangani kerja sama antara Sony Pictures yang selama ini menjadi pemegang hak cipta film Spider-Man dengan pihak Marvel Studio. Dalam kesepakatan bisnis itu Spider-Man diizinkan Sony untuk bergabung kembali dengan para superhero Marvel lainnya di layar bioskop. Spidey sendiri diharapkan muncul di Captain America: Civil War, meski Marvel masih belum mengumumkan hal tersebut secara resmi.
Tentu saja Spidey bukan satu-satunya superhero baru yang akan meramaikan Infinity War. Marvel punya segudang superhero lain yang tengah disiapkan. Selain para Guardians of Galaxy yang filmnya sukses berat tahun lalu, juga ada beberapa superhero baru yang akan kita lihat sepakterjangnya dalam waktu dekat. Ada Ant-Man, Doctor Strange, dan Black Panther. Bukan tak mungkin akan bergabung pula superhero dari luar Amerika Serikat (Black Panther), bahkan di luar Marvel!
Malah bisa jadi (ada kemungkinan) superhero dari Indonesia bergabung sebagai New Avengers. Misalnya: Gundala Putra Petir. Ada beberapa alasan kuat mengapa Gundala kemungkinan besar bergabung dengan New Avengers. Berikut adalah lima diantaranya:
5
Hulk Menghilang di Laut Banda
Di penghujung film Age of Ultron diceritakan Hulk yang sedang sangat galau karena hubungan asmaranya dengan Black Widow. Hulk galau karena khawatir kondisinya yang tidak stabil itu bisa membahayakan kekasihnya. Dalam kegalauannya itu, Hulk pun mengendarai pesawat Avengers dan memutuskan untuk menghilang. Ke mana Hulk menghilang? Seperti yang disampaikan oleh Nick Fury kepada Black Widow, ternyata pesawat Hulk itu terbang jauh sampai ke Indonesia, dan jatuh di Laut Banda.
Kenapa Indonesia dipilih sebagai tempat jatuhnya Hulk bersama pesawatnya itu? Betulkah ini suatu kebetulan saja? Saya yakin Hulk jatuh di Laut Banda Indonesia ini merupakan suatu isyarat bahwa Avengers 3 akan memiliki unsur Indonesia. Setidaknya Marvel mulai memperhatikan Indonesia.
4
Fenomena The Raid
Setelah Tiongkok, Hollywood kelihatannya mulai melirik Indonesia sebagai pangsa pasarnya, apalagi fenomena film The Raid (2011) yang luar biasa itu, yang di luar dugaan mempengaruh juga industri perfilman Hollywood. Konon adegan-adegan aksi nan seru di Captain America: Winter Soldier diilhami sang sutradaranya dari adegan-adengan perkelahian di film The Raid.
Sedemikian kuatnya pengaruh The Raid bagi Hollywood terbukti dari ikut berperannya alumnus Raid, Joe Taslim, di salah satu sequel franchise film terbesar di Hollywood: Fast and Furious 6 (2013). Peran Joe di Fast 6 ini bukan hanya sekadar numpang lewat, tetapi ia memeran peran yang cukup penting di film itu, sebagai Jah yang jago bela diri, tangan kanan dari Shaw (Luke Evans), si raja gangster.
The Raid sendiri sudah dipastikan akan di-remake versi Hollywood-nya dengan judul yang sama, yang dibintangi antara lain oleh Taylor Kitsch (John Carter, Lone Survivor) dan Frank Grillo (Captain America: Winter Soldier). Frank Grillo juga akan bermain di Captain America: Civil War (2016), yang juga akan dibintangi oleh aktor kawakan asal Indonesia, ‘alumnus’ dari The Raid: Ray Sahetapy!
Alumnus Raid lainnya, pemeran utama Raid, Iko Uwais ikut mengharumkan nama Indonesia dengan turut serta bermain di Star Wars: Episode VII – The Force Awakens (2015). Selain Iko, juga ada Yayan Ruhian dan Cecep Arif Rahman (The Raid 2).
3
Marvel Butuh Superhero Baru
Demikianlah semakin kuat alasan bahwa bisa jadi di Avengers 3: Infinity War akan ada unsur Indonesia-nya. Minimal akan ada scene-scene tertentu yang berlokasi di Indonesia, misalnya, tentang keberadaan Hulk yang sedang menyendiri di Indonesia. Selain lokasi, Indonesia juga harus memperkenalkan sekaligus menawarkan peran serta superhero-nya untuk menjadi New Avengers bersama-sama dengan Spider-Man, Ant-Man, dan Black Panther?
Tentu saja Indonesia harus mampu meyakinkan Hollywood, khususnya Marvel Studio bahwa Indonesia juga punya superhero yang tak kalah hebatnya dengan para Avengers. Siapa lagi dia yang paling pas saat ini, kalau bukan Gundala Putra Petir?! Kenapa Gundala, dan bagaimana caranya meyakinkan Hollywood itu?
Karakter superhero asli Indonesia yang pernah populer lewat komik-komiknya di tahun 1970-an ciptaan komikus asal Jogjakarta, Hasmi, itu sudah dipastikan akan diangkat ke layar lebar, tayang 2016.
2
Film Gundala Putra Petir Dikerjakan Sangat Serius!
Tidak seperti ketika pertama kali difilmkan pada 1981 yang terkesan asal-asalan, kali ini proyek Gundala Putra Petir dibuat dengan sangat serius. Hal ini bisa dilihat dari sutradaranya, yaitu sutradara yang pernah mendapat penghargaan sebagai sutradara terbaik dari FFI, Hanung Bramantyo, dan sebagai producer-nya adalah salah satu orang terkaya di Indonesia, pemilik klub sepak bola Italia, Inter Milan: Erick Thohir dengan perusahaannya yang bernama Mahaka Pictures!
Kepastian proyek Gundala Putra Petir yang diperkirakan berbiaya antara duapuluh hingga tigapuluh miliar rupiah itu diumumkan pertama kali pada Minggu, 21 September 2014, di ajang Popcon Asia 2014. Selain Hanung, hadir pula Hasmi dan Erick Thohir sendiri. Hal ini membuktikan bahwa salah satu orang terkaya di Indonesia ini sangat serius dengan penggarapan film Gundala Putra Petir ini.
Hanung mengatakan, ia tak mau terburu-buru membuat film ini, karena proyek film ini juga merupakan tantangan bagi kariernya sebagai sutradara. Ia berjanji akan bekerja semaksimal mungkin untuk menghasilkan film superhero Indonesia terbaik yang pernah ada. Untuk itu, selain ceritanya, ia akan berkonsentrasi penuh pada teknologi visual effect-nya. Karena menurutnya, visual effect merupakan salah satu kunci utama dari suksesnya sebuah film superhero.
“Superhero tanpa animasi itu bohong karena sangat berpengaruh. Karena itu rencananya kami akan mencari animator director yang handal, namun sayangnya untuk di Indonesia saya belum menemukan. Maka, kemungkinan kami akan menggandeng animator director dari luar, mungkin dari Amerika, Korea atau China, tapi ini masih dipertimbangkan,” ujar Hanung, yang dikutip dari detik.com.
Saya sepakat dengan pernyataan Hanung. Animasi memang memegang peranan sangat penting bagi film bergenre superhero. Sebelum Gundala Putra Petir, sudah ada superhero Indonesia lain yang diangkat menjadi film layar lebar. Dia adalah Garuda Superhero. Sayang karena kualuitasnya (khususnya animasinya) pas-pasan, film ini juga tidak bisa takeoff menjadi film superhero Indonesia yang pantas dibanggakan.
1
Karena Gundala Memang Pantas!
Sampai saat ini belum diketahui jalan cerita dari Gundala Putra Petir, juga siapa saja pemeran utamanya, terutama sekali pemeran Sancaka/Gundala. Sancaka adalah sosok manusia biasa saat belum berubah menjadi manusia super yang bisa mengeluarkan petir dahsyat dari kedua tangannya itu.
Bisa jadi dengan kekuatan supernya ini Gundala bisa disetarakan dengan Thor, dan mengenai kecepatan larinya seperti kilat, bisa disejajarkan dengan superhero dari DC Comics, Flash. Tak bisa dipungkiri bahwa ide penciptaan karakter Gundala oleh Hasmi ini memang berasal dari gabungan Thor dan Flash.
Demikian juga belum diketahui bagaimana wujud dari Gundala di film ini, namun demikian Hanung memastikan bahwa meskipun pasti kostum Gundala dimodifikasi sedemikian rupa sehingga terlihat moderen, futuristik, dan gagah, tetapi ciri khasnya yang berupa dua “sayap” di telinganya tetap dipertahankan.
Sedangkan teaser poster Gundala Putra Petir sudah diperkenalkan saat jumpa pers itu. Poster itu menggambarkan kondisi di pusat Ibu Kota Jakarta yang porak-poranda: Banyak pencakar langitnya yang terbakar dan hancur, dan runtuh. Di atasnya langit hitam menyelimuti, dengan petir yang sambar-menyambar. Mirip keadaan New York yang hancur-hancuran saat terjadi pertarungan maha hebat antara Avengers melawan pasukan Chitauri. Hanya sang Putra Petir-lah yang bisa menyelamatkan Jakarta, Indonesia, dan dunia dari super villian (yang juga belum diketahui identitasnya). Namun dari musuh bebuyutan Gundala di komik, dia itu bisa jadi adalah Ghazul.
Saat jumpa pers itu, Erick Thohir dengan serius mengatakan, “Bagi saya, yang penting ada kontribusi di film nasional supaya jangan makin turun. Itulah kenapa tiap tahun kita keluarkan film bemutu. Harapan saya simple aja, Gundala bisa di terima dan jadi lokomotif untuk superhero-superhero Indonesia. Jangan cuma kenal Batman, Spider-Man, aja tapi kita juga ada Gundala!”
Jika saja Hanung Bramantyo berhasil membawa Gundala Putra Petir sesukses The Raid, bahkan melebihinya (amiiin), maka fenomena Gundala pun bisa membawa pengaruh besar di Hollywood, khususnya bagi Marvel Studio. Jika itu sampai terjadi, maka dengan perantara Hulk yang menghilang di Laut Banda itu, bisa saja, misalnya, diceritakan ia diselamatkan oleh Gundala. Mereka berdua berkenalan, dan akhirnya membawa Gundala Putra Petir bergabung dengan para Avengers lainnya di Infinity War.
0 komentar:
Posting Komentar