Rabu, 18 Mei 2016

12 Film Adaptasi Video Game Terbaik

12. The Walking Dead

The Walking Dead adalah kisah hidup, horor, dan emosi manusia yang mendalam diatur dalam pengaturan pasca apokaliptik. Ini bukan kisah zombie normal Anda, melainkan merupakan kisah manusia berjuang untuk bertahan hidup dari situasi baru mereka dan satu sama lain. Cerita ini mencengkeram, baik mondar-mandir, dan memegang apa-apa kembali. Tidak ada yang aman dalam komik ini yang memberikan realisme berpasir. Ketika orang meninggal dalam komik ini, seperti alam semesta lain, mereka tetap mati.




11. Street Fighter Assassin’s Fist

Film adaptasi game, bahkan kalimat yang satu ini saja sudah cukup untuk membuat banyak gamer menggelengkan kepalanya. Terlepas dari konsep yang terdengar sangat menarik, melihat secara langsung bagaimana game-game yang kita cintai kini dihidupkan kembali lewat sebuah film, adaptasi seperti ini justru lebih banyak berujung pada mimpi buruk tersendiri. Sebagian besar pelaku film menabrak batas, mengintepretasikan proyek ini sesuai dengan visi mereka, dan berakhir dengan sebuah film yang sama sekali tidak merepresentasikan kualitas versi video gamenya sendiri. Tidak mengherankan, jika banyak yang melihatnya sekedar sebagai proyek menjual nama besar, dan bukan kualitas. Salah satu film yang berhadapan dengan fenomena ini? Game fightning terpopuler di dunia – Street Fighter.

Street Fighter memang sudah diadaptasikan ke dalam format film, dari sekedar anime hingga Hollywood yang memang ditujukan untuk pasar global. Hasilnya? Seperti yang bisa diprediksi, tidak ada dari kedua film tersebut yang terhitung berhasil menangkap esensi Street Fighter itu sendiri. Film perdananya di tahun 1994 dengan aktor laga – Van Damme sebagai karakter utama berujung pada mimpi buruk, sebuah film Street Fighter yang sekedar “meminjam nama”, dan lebih terasa seperti film Hollywood kelas dua. Sensasi serupa juga terjadi di proyek yang lebih baru, 2009 yang lalu,lewat Street Fighter: The Legend of Chun-Li yang tidak merepresentasikan apa yang disukai gamer dari karakter petarung wanita tersebut. Untungnya, ada satu film penyelamat yang akhirnya, pantas untuk menyandang nama “Street Fighter”.

Benar sekali, kita tengah membicarakan proyek independen – Street Fighter: Assassin’s Fist yang akhirnya dirilis ke dunia maya via portal game Youtube – Machinima. Sempat berusaha dibangun dari proses donasi Kickstarter, Assassin’s Fist akhirnya mendapatkan investor besar yang siap untuk mewujudkan mimpi tim kecil ini – sebuah film Street Fighter yang sesungguhnya. Sebuah mimpi yang berawal dari sekedar trailer yang berhasil menarik perhatian jutaan orang di seluruh dunia.




10. Resident Evil: Degeneration


Sebagian besar penggemar Resident Evil tentu sangat mengantisipasi kehadiran RE versi Hollywood ketika pertama kali diluncurkan. Namun keputusan untuk menciptakan timeline cerita yang berbeda dengan karakter “fiktif” – Alice sebagai fokus utama dirasa mencederai harapan para gamer. Untungnya, Capcom juga melahirkan sebuah seri CGI yang tetap mempertahankan orisinalitas yang ada. Resident Evil: Degeneration dan Damnation yang menjadikan Leon sebagai tokoh sentral menawarkan semua hal yang membuatnya lebih pantas sebagai sebuah film Resident Evil yang “sebenarnya”. Hampir sebagian besar gamer yang setia pada franchise ini tentu akan lebih memilih versi asli Capcom ini daripada mimpi buruk yang ditelurkan oleh Hollywood.



9. Tomb Raider



Siapa yang tidak mengenal sosok ikonik Lara Croft dan franchise kebesarannya – Tomb Raider? Menjadikan cerita perburuan harta karun dengan karakter utama wanita yang sensual, Tomb Raider memang menawarkan elemen-elemen dasar yang membuatnya mudah untuk dicintai. Paras cantik Angelina Jolie, kemampuannya membawakan karakter British yang kental, dengan plot perburuan menyusuri misteri-misteri relic yang misterius membuat versi fillm ini tetap mengakar kuat pada esensi versi video gamenya. Karena alasan ini pulalah, Tomb Raider pantas mendapatkan posisi di dalam list ini.




8. Ryu Ga Gotoku (Like A Dragon)


Mengusung cerita dunia kriminal bawah tanah Jepang lewat kacamata seorang Yakuza, Sega berhasil membangun sebuah franchise yang sukses untuk dua generasi konsol Sony – Playstation 2 dan Playstation 3. Di tangan sutradara Jepang – Takashi Miike, game ini diadaptasikan menjadi sebuah film yang tetap mengakar kuat pada versi video gamenya, tidak hanya dari sisi desain karakter, tetapi juga setting dan cerita. Pertarungan, efek, bahkan visualisasi karakter benar-benar merepresentasikan franchise yang sudah mencapai seri kelima ini. Satu-satunya yang cukup disayangkan? Hanyalah bentuk sang karakter utama – Kiryu yang tidak sama gagahnya jika dibandingkan dengan versi video gamenya. If only they find someone more….bulky..



7. Assassin’s Creed: Embers



Selama beberapa tahun terakhir ini, gamer yang menggemari franchise Ubisoft – Assassin’s Creed memang tidak hanya sekedar disuguhkan sebuah drama dan aksi yang menakjubkan dari sosok seorang Assassin bernama Ezio, tetapi juga membawa gamer “tumbuh bersama” dengan sosok ini selama kurang lebih tiga seri. Bertempur, berpetualangan, dan akhirnya menyelesaikan misi terakhir bersama memang menghasilkan pengalaman emosional yang unik. Ubisoft seolah tak ingin berhenti. Lewat sebuah film pendek – Assassin’s Creed: Embers, gamer dibawa pada saat-saat terakhir Ezio yang kini sudah lebih jauh menua. Perjalanan pendek yang menjadi sebuah akhir, sekaligus juga kesimpulan dari pengalaman emosional yang sudah terbangun dengan baik selama ini.




6. Silent Hill



Berangkat dengan tanpa ekspektasi sama sekali, Silent Hill justru berhasil tampil memukau dan membuktikan bagaimana sebuah film adaptasi video game seharusnya dikerjakan. Walaupun tidak memesona di sisi akting dan beragam penyesuaian plot yang memang cukup berbeda dibandingkan versi gamenya, film Silent Hill pertama ini berhasil menangkap esensi versi video gamenya sendiri. Atmosfer yang tercipta lewat kabut, hujan abu, dan sirine akan cukup untuk membuat setiap gamer yang sempat mencicipi franchise survival horror Konami ini untuk tersenyum puas. Sensasi horror dan ketakutan intens yang ia tawarkan patut diacungi jempol, dengan desain beragam musuh ikonik yang juga tetap dipertahankan. One of the best!




5. Prince of Persia: The Sands of Time



Tangan dingin Disney dan pengalaman mereka melahirkan segudang film berkualitas tampaknya tetap terbukti walaupun sudah menyentuh area “terkutuk” yang menjadi blunder bagi banyak produsen yang lain. Mengambil franchise andalan Ubisoft, Disney memutuskan untuk meramu proses adaptasi Prince of Persia: The Sands of Time. Pemilihan cast yang tepat dengan segudang gerakan akrobatik yang ditujukan untuk menangkaop identitas franchise game platformer yang satu ini menjadi kebijakan yang tepat. Walaupun film ini tidak menawarkan penggunaan Sands of Time dalam frekuensi yang tinggi, namun Prince of Persia tetap mampu menawarkan atmosfer yang tepat, setidaknya di atas rata-rata franchise lain yang ditangani oleh sineas Hollywood.


4. Ace Attorney


Lahir di GBA dan populer di handheld Nintendo – DS, Ace Attorney memang tumbuh menjadi franchise unik yang dicintai. Bagaimana tidak? Ketika game lain menawarkan genre aksi sebagai nilai jual utama, Ace Attorney justru mengusung drama persidangan dan beragam konfliknya sebagai magnet yang akan terus gamer untuk terus berpikir dan menebak ragam skenario yang mungkin tercipta. Diadaptasikan menjadi sebuah film layar lebar dan kembali ditangani oleh Takashi Miike, Ace Attorney disebut-sebut sebagai film adaptasi game terbaik tahun 2012 yang lalu. Bagaimana tidak? Seperti ciri khas Miike selama ini, beragam elemen yang menjadi identitas franchise ini tetap dipertahankan, dari setting, visualisasi, hingga desain karakter dan plot yang ada. Tidak ada mencintai versi adaptasi ini? Objection!


3. Tekken: Blood Vengeance


Apakah Anda termasuk gamer yang sempat terjebak dengan film live-action Tekken yang dibuat oleh Hollywood? Sebuah film action yang justru lebih banyak mengundang tawa karena ke-absurd-an beragam elemen dan desain yang ada, daripada membuat adrenalin Anda terpompa kencang selama “menikmatinya”. Seolah ingin menebus kesalahan yang sudah mereka perbuat, sekaligus juga menyambut kehadiran Tekken Tag Tournament 2, Namco Bandai melahirkan sebuah film lepas dengan CGI – Tekken: Blood Vengeance. Seolah ingin memberikan pelajaran berharga kepada Hollywood bagaimana seharusnya sebuah film Tekken dikembangkan, Blood Vengeance akan mampu memuaskan hasrat gamer penggemar Tekken akan sebuah film adaptasi yang berkualitas. Pertarungan yang epik dan destruktif, visualisasi CGI yang mumpuni, dan konflik yang ditawarkan akan menjadi pemicu adrenalin yang mumpuni.


2. Mortal Kombat


Cheesy, itu mungkin reaksi sebagian besar gamer ketika berusaha menikmati kembali film layar lebar pertama Mortal Kombat yang dirilis tahun 1995 silam. Namun, di masa lalu, ia menjadi primadona yang masih pantas untuk diapresiasi, bahkan hingga saat ini sekalipun. Mengusung salah satu arena paling brutal di jagat industri hiburan, Mortal Kombat menawarkan orisinalitas yang masih mengakar pada identitas versi gamenya. Desain karakter, setiap jurus yang ada, hingga pemilihan kostum dan desain pantas membuatnya sebagai salah satu film adaptasi video game terbaik yang pernah ada. Kami yakin sebagian besar dari Anda tentu masih mengingat dengan jelas pertempuran antara Scorpion melawan Johnny Cage yang memorable. Tidak hanya seri pertama ini, seri sekuelnya yang menawarkan lebih banyak karakter dengan inti cerita yang lebih mendalam juga tetap menarik, bahkan hingga saat ini.


1. Final Fantasy VII: Advent Children



Epik, memompa adrenalin, indah, dan menggugah, Final Fantasy VII: Advent Children adalah sebuah standar tertinggi yang mendefinisikan bagaimana seharusnya sebuah film yang diadaptasikan dari video game seharusnya dikerjakan. Melanjutkan cerita dari versi gamenya, Square tidak hanya sekedar menawarkan visualisasi yang memanjakan mata, tetapi juga beragam elemen yang membuatnya sulit untuk tidak dicintai oleh para fans. Adegan battle yang dibangun epik, desain beberapa karakter ikonik yang disempurnakan, kehadiran Aeris, dukungan soundtrack yang luar biasa, dan voice acts yang luar biasa menyempurnakan keseluruhan pengalaman yang ditawarkan oleh FF VII: AC ini. Tidak ada satupun adegan yang tidak memorable bagi gamer, baik mereka yang menggemari seri FF, fanatik FF VII, maupun yang belum pernah mencicipi seri FF sebelumnya. Final Fantasy VII: Advent Children adalah sebuah kesempurnaan, sebuah masterpiece.

Sumber : http://www.kaskus.co.id/thread/53e9f5ce582b2ecb328b456c/?ref=postlist-621&med=top_thread

0 komentar:

Posting Komentar

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com

Blog Archive

Pages - Menu