12. The Walking Dead
11. Street Fighter Assassin’s Fist
Street Fighter memang sudah diadaptasikan ke dalam format film, dari sekedar anime hingga Hollywood yang memang ditujukan untuk pasar global. Hasilnya? Seperti yang bisa diprediksi, tidak ada dari kedua film tersebut yang terhitung berhasil menangkap esensi Street Fighter itu sendiri. Film perdananya di tahun 1994 dengan aktor laga – Van Damme sebagai karakter utama berujung pada mimpi buruk, sebuah film Street Fighter yang sekedar “meminjam nama”, dan lebih terasa seperti film Hollywood kelas dua. Sensasi serupa juga terjadi di proyek yang lebih baru, 2009 yang lalu,lewat Street Fighter: The Legend of Chun-Li yang tidak merepresentasikan apa yang disukai gamer dari karakter petarung wanita tersebut. Untungnya, ada satu film penyelamat yang akhirnya, pantas untuk menyandang nama “Street Fighter”.
Benar sekali, kita tengah membicarakan proyek independen – Street Fighter: Assassin’s Fist yang akhirnya dirilis ke dunia maya via portal game Youtube – Machinima. Sempat berusaha dibangun dari proses donasi Kickstarter, Assassin’s Fist akhirnya mendapatkan investor besar yang siap untuk mewujudkan mimpi tim kecil ini – sebuah film Street Fighter yang sesungguhnya. Sebuah mimpi yang berawal dari sekedar trailer yang berhasil menarik perhatian jutaan orang di seluruh dunia.
10. Resident Evil: Degeneration
9. Tomb Raider
Siapa yang tidak mengenal sosok ikonik Lara Croft dan franchise kebesarannya – Tomb Raider? Menjadikan cerita perburuan harta karun dengan karakter utama wanita yang sensual, Tomb Raider memang menawarkan elemen-elemen dasar yang membuatnya mudah untuk dicintai. Paras cantik Angelina Jolie, kemampuannya membawakan karakter British yang kental, dengan plot perburuan menyusuri misteri-misteri relic yang misterius membuat versi fillm ini tetap mengakar kuat pada esensi versi video gamenya. Karena alasan ini pulalah, Tomb Raider pantas mendapatkan posisi di dalam list ini.
8. Ryu Ga Gotoku (Like A Dragon)
Mengusung cerita dunia kriminal bawah tanah Jepang lewat kacamata seorang Yakuza, Sega berhasil membangun sebuah franchise yang sukses untuk dua generasi konsol Sony – Playstation 2 dan Playstation 3. Di tangan sutradara Jepang – Takashi Miike, game ini diadaptasikan menjadi sebuah film yang tetap mengakar kuat pada versi video gamenya, tidak hanya dari sisi desain karakter, tetapi juga setting dan cerita. Pertarungan, efek, bahkan visualisasi karakter benar-benar merepresentasikan franchise yang sudah mencapai seri kelima ini. Satu-satunya yang cukup disayangkan? Hanyalah bentuk sang karakter utama – Kiryu yang tidak sama gagahnya jika dibandingkan dengan versi video gamenya. If only they find someone more….bulky..
7. Assassin’s Creed: Embers
Selama
beberapa tahun terakhir ini, gamer yang menggemari franchise Ubisoft –
Assassin’s Creed memang tidak hanya sekedar disuguhkan sebuah drama dan
aksi yang menakjubkan dari sosok seorang Assassin bernama Ezio, tetapi
juga membawa gamer “tumbuh bersama” dengan sosok ini selama kurang lebih
tiga seri. Bertempur, berpetualangan, dan akhirnya menyelesaikan misi
terakhir bersama memang menghasilkan pengalaman emosional yang unik.
Ubisoft seolah tak ingin berhenti. Lewat sebuah film pendek – Assassin’s
Creed: Embers, gamer dibawa pada saat-saat terakhir Ezio yang kini
sudah lebih jauh menua. Perjalanan pendek yang menjadi sebuah akhir,
sekaligus juga kesimpulan dari pengalaman emosional yang sudah terbangun
dengan baik selama ini.
6. Silent Hill
5. Prince of Persia: The Sands of Time
Tangan
dingin Disney dan pengalaman mereka melahirkan segudang film
berkualitas tampaknya tetap terbukti walaupun sudah menyentuh area
“terkutuk” yang menjadi blunder bagi banyak produsen yang lain.
Mengambil franchise andalan Ubisoft, Disney memutuskan untuk meramu
proses adaptasi Prince of Persia: The Sands of Time. Pemilihan cast yang
tepat dengan segudang gerakan akrobatik yang ditujukan untuk menangkaop
identitas franchise game platformer yang satu ini menjadi kebijakan
yang tepat. Walaupun film ini tidak menawarkan penggunaan Sands of Time
dalam frekuensi yang tinggi, namun Prince of Persia tetap mampu
menawarkan atmosfer yang tepat, setidaknya di atas rata-rata franchise
lain yang ditangani oleh sineas Hollywood.
4. Ace Attorney
Lahir
di GBA dan populer di handheld Nintendo – DS, Ace Attorney memang
tumbuh menjadi franchise unik yang dicintai. Bagaimana tidak? Ketika
game lain menawarkan genre aksi sebagai nilai jual utama, Ace Attorney
justru mengusung drama persidangan dan beragam konfliknya sebagai magnet
yang akan terus gamer untuk terus berpikir dan menebak ragam skenario
yang mungkin tercipta. Diadaptasikan menjadi sebuah film layar lebar dan
kembali ditangani oleh Takashi Miike, Ace Attorney disebut-sebut
sebagai film adaptasi game terbaik tahun 2012 yang lalu. Bagaimana
tidak? Seperti ciri khas Miike selama ini, beragam elemen yang menjadi
identitas franchise ini tetap dipertahankan, dari setting, visualisasi,
hingga desain karakter dan plot yang ada. Tidak ada mencintai versi
adaptasi ini? Objection!
3. Tekken: Blood Vengeance
Apakah
Anda termasuk gamer yang sempat terjebak dengan film live-action Tekken
yang dibuat oleh Hollywood? Sebuah film action yang justru lebih banyak
mengundang tawa karena ke-absurd-an beragam elemen dan desain yang ada,
daripada membuat adrenalin Anda terpompa kencang selama “menikmatinya”.
Seolah ingin menebus kesalahan yang sudah mereka perbuat, sekaligus
juga menyambut kehadiran Tekken Tag Tournament 2, Namco Bandai
melahirkan sebuah film lepas dengan CGI – Tekken: Blood Vengeance.
Seolah ingin memberikan pelajaran berharga kepada Hollywood bagaimana
seharusnya sebuah film Tekken dikembangkan, Blood Vengeance akan mampu
memuaskan hasrat gamer penggemar Tekken akan sebuah film adaptasi yang
berkualitas. Pertarungan yang epik dan destruktif, visualisasi CGI yang
mumpuni, dan konflik yang ditawarkan akan menjadi pemicu adrenalin yang
mumpuni.
2. Mortal Kombat
Cheesy,
itu mungkin reaksi sebagian besar gamer ketika berusaha menikmati
kembali film layar lebar pertama Mortal Kombat yang dirilis tahun 1995
silam. Namun, di masa lalu, ia menjadi primadona yang masih pantas untuk
diapresiasi, bahkan hingga saat ini sekalipun. Mengusung salah satu
arena paling brutal di jagat industri hiburan, Mortal Kombat menawarkan
orisinalitas yang masih mengakar pada identitas versi gamenya. Desain
karakter, setiap jurus yang ada, hingga pemilihan kostum dan desain
pantas membuatnya sebagai salah satu film adaptasi video game terbaik
yang pernah ada. Kami yakin sebagian besar dari Anda tentu masih
mengingat dengan jelas pertempuran antara Scorpion melawan Johnny Cage
yang memorable. Tidak hanya seri pertama ini, seri sekuelnya yang
menawarkan lebih banyak karakter dengan inti cerita yang lebih mendalam
juga tetap menarik, bahkan hingga saat ini.
1. Final Fantasy VII: Advent Children
Epik,
memompa adrenalin, indah, dan menggugah, Final Fantasy VII: Advent
Children adalah sebuah standar tertinggi yang mendefinisikan bagaimana
seharusnya sebuah film yang diadaptasikan dari video game seharusnya
dikerjakan. Melanjutkan cerita dari versi gamenya, Square tidak hanya
sekedar menawarkan visualisasi yang memanjakan mata, tetapi juga beragam
elemen yang membuatnya sulit untuk tidak dicintai oleh para fans.
Adegan battle yang dibangun epik, desain beberapa karakter ikonik yang
disempurnakan, kehadiran Aeris, dukungan soundtrack yang luar biasa, dan
voice acts yang luar biasa menyempurnakan keseluruhan pengalaman yang
ditawarkan oleh FF VII: AC ini. Tidak ada satupun adegan yang tidak
memorable bagi gamer, baik mereka yang menggemari seri FF, fanatik FF
VII, maupun yang belum pernah mencicipi seri FF sebelumnya. Final
Fantasy VII: Advent Children adalah sebuah kesempurnaan, sebuah
masterpiece.
Sumber : http://www.kaskus.co.id/thread/53e9f5ce582b2ecb328b456c/?ref=postlist-621&med=top_thread
Sumber : http://www.kaskus.co.id/thread/53e9f5ce582b2ecb328b456c/?ref=postlist-621&med=top_thread
0 komentar:
Posting Komentar